Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

PENDISTRIBUSIAN PRODUK


Saluran distribusi
Suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam menyediakan satu produk untuk
digunakan/dikonsumsi oleh konsumen/pengguna bisnis
Fungsi saluran distribusi:
1. Informasi: mengumpulkan dan mendistribusikan riset pemasaran serta informasi intelegen
mengenai kator dan kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan
untuk merencanakan dan membentu pertukaran.
2. Promosi: mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasive mengenai suatu
penawaran.

Penetapan Harga Produk


PENETAPAN HARGA PRODUK
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau sejumlah nilai yang dipertukarkan
konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk.
Faktor-faktor yang diperhatikan bila menetapkan harga:
1. Sasaran Pemasaran
a. Bertahan hidup
Perusahaan menghadapi kelebihan kapasitas, persaingan ketat atau keinginan konsumen
berubah. Dalam hal ini perusahaan akan menetapkan harga rendah dengan

Keputusan Produk Individual


1. Atribut Produk
o Mutu produk: Kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya
o Sifat-sifat produk: Alat bersaing yang membedakan produk perusahaan dengan
produk pesaing
o Rancangan produk: proses mendesain gaya dan fungsi produk yang menarik, mudah,
aman dan tidak mahal untuk dipergunakan dan diservis, serta sederhana dan
ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.

MERANCANG PRODUK


Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Perencana produk harus memikirkan produk pada 3 tingkat:
1. Produk Inti
Jasa untuk memcahkan masalah atau manfaat inti yang dicari konsumen, ketika membeli
suatu produk.
Hal ini didasarkan pada pertanyaan: “Apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli”

Menentukan Pasar Sasaran (Targeting)


1. Mengevaluasi Segmen Pasar
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen
b. Daya tarik struktural segmen
c. Sasaran dan sumber daya perusahaan

2. Memilih Segmen Pasar
a. Pemasaran Tanpa Pembedaan

SEGMENTASI PASAR


Dasar-dasar untuk membuat segmentasi pasar konsumen:
1. Segmentasi Geografi
Membagi pasar untuk beberapa unit secara geografik seperti negara, regional, negara
bagian, kota atau kompleks perumahan.
2. Segmentasi Demografi
Membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin,
ukuran keluarga, daur kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,

PASAR BISNIS DAN TINGKAH LAKU PEMBELI BISNIS


Pasar bisnis/pasar industri:
Semua organisasi yang membeli barang dan jasa untuk dipergunakan dalam memproduksi
produk, atau dengan tujuan dijual lagi atau disewakan kepada pihak lain dengan mengambil
untung.
Proses pembelian pasar bisnis:
Proses mengambil keputusan yang dilakukan oleh pembeli pasar bisnis adalah dengan menetapkan
kebutuhan untuk membeli produk dan mengenali, mengevaluasi serta memilih
merek dan pemasok alternatif.

Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis


PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI
Pasar konsumen:
Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk
konsumsi pribadi
Tingkah laku membeli konsumen:
Perilaku membeli konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli barang serta
jasa untuk konsumsi pribadi.

. 1. Faktor-Faktor Budaya

Lingkungan Pemasaran

Lingkungan pemasaran adalah:
Berbagai aktor dan kekuatan di luar bagian pemasaran yang memperngaruhi kemampuan
manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan
sasaran.
Lingkungan pemasaran terdiri dari:
1. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro adalah berbagai kekuatan yang dekat dengan perusahaan, yang
mempengaruhi kemampuan untuk melayani pelanggan, meliputi:

Proses Pemasaran


Proses yang menganalisis peluang pemasaran, memilih pasar sasaran, mengembangkan
bauran pemasaran dan mengelola usaha pemasaran.
 Konsumen yang menjadi target
a. Pengukuran permintaan dan peramalan
Perusahaan harus membuat perkiraan secara berhati-hati mengenai pasar saat ini
dan di masa yang akan datang, serta berbagai segmen di dalamnya
b. Segmentasi pasar

PERENCANAAN STRATEGIK DAN PROSES PEMASARAN


Perencanaan strategik
Proses mengembangkan dan memelihara strategi yang cocok antara tujuan dan kemampuan
organisasi serta peluang pemasaran yang berubah.
Langkah-langkah dalam perencanaan strategik:

I.     Tingkat Perusahaan
Mendefinisikan Misi Perusahaan àMenetapkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan àMerancang Portofolio Bisnis
II.  Tingkat Unit Bisnis, produk dan Pasar
àPerencanaan,Pemasaran dan Strategi Fungsional yang Lain

MEMBANGUN KEPUASAN DAN NILAI PELANGGAN


Falsafah baru Pemasaran:
Perusahaan yang berpusat kepada pelanggan: sebuah perusahaan yang memfokuskan pada
pengembangan pelanggan dalam merancang strategi pemsaran dan menyerahkan nilai
superior kepada pelanggan sasarannya.
Nilai bagi pelanggan:
Ø Penilaian konsumen mengenai kapasitas produk secara keseluruhan adalah untuk
memuaskan kebutuhan.
Ø Merupakan perbedaan antara nilai total bagi pelanggan dan biaya total pelanggan dari

Pengertian Manajemen Pemasaran


Manajemen Pemasaran:
Adalah analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan
target pembeli untuk mencapai sasaran organisasi
Manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan, yang akhirnya termasuk menata
olah hubungan dengan pelanggan. Singkat kata manajemen pemasaran adalah manajemen
permintaan.

Macam-macam tingkat permintaan:

KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

Pemasaran adalah:
Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai
satu sama lain.

Konsep Inti Pemasaran:

Kebutuhan,Keinginan,Permintaan àProduk àNilai,Biaya,Kepuasan àPertukaran,Transaksi,Hubungan àPasar àPemasaran, pemasar

Akuntansi untuk Gaji dan Upah


Gaji dan upah merupakan beban usaha yang besar bagi semua perusahaan.
Gaji merupakan pendapatan yang jumlahnya dihitung per tahun, per bulan, atau per minggu
sedangkan upah merupakan pendapatan yang dihitung berdasarkan tarif per jam.
Menurut peraturan perburuhan yang ada di Indonesia, pegawai dikatakan bekerja lembur apabila
ia bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Tarif lembur diperhitungkan dengan cara sebagai berikut:
Lembur untuk jam pertama pada hari kerja dihitung sebesar 1,5 kali dari tarif normal,
sedangkan untuk jam kedua dan seterusnya, tarif lembur menjadi 2 kali tarif normal per jam

Hutang Jangka Pendek


Hutang merupakan kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang
akan datang.
Kewajiban tersebut muncul karena adanya transaksi yang dilakukan dengan pihak di luar
perusahaan.
Hutang Jangka Pendek yang Jumlahnya Dapat Dipastikan
Hutang Jangka Pendek dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Hutang yang jumlahnya dapat dipastikan
2. Hutang yang jumlahnya tidak dapat dipastikan (diperkirakan)

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD


Aktiva berwujud berumur panjang, yang sifatnya permanen, yang digunakan dalam operasi
normal perusahaan dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan
diklasifikasikan sebagai Aktiva Tetap
Contoh:
Tanah, Bangunan, Peralatan
Sedang aktiva yang berumur panjang dan tidak mempunyai karakteristik fisik dan yang dibeli
bukan untuk dijual kembali serta dipakai dalam operasi normal perusahaan, diklasifikasikan
sebagai Aktiva Tak Berwujud.
Category: 0 komentar

PENILAIAN PERSEDIAAN SELAIN HARGA POKOK


PERSEDIAAN (LANJUTAN)
Dalam situasi tertentu, persediaan dapat dinilai dimana tidak menggunakan harga pokok. Hal ini
dimungkinkan jika:
1. Harga pokok persediaan pengganti lebih rendah dari harga pokok yang dicatat
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga jual yang normal karena ketidaksempuranaan,
usang, perubahan gaya
Penilaian mana yang terendah antara harga pokok atau harga pasar
Jika harga pasar suatu persediaan lebih rendah daripada harga pokoknya, alternatif lain dalam
menilai persediaan pada harga pokok adalah menggunakan metode mana yang terendah antara

SISTEM PERSEDIAAN (INVENTORY SYSTEMS)


Ada 2 sistem akuntansi persediaan yang utama:
1. Sistem persediaan periodik
2. Sistem persediaan perpetual
Sistem persediaan periodik
Saat terjadi transaksi penjualan, maka pendapatan dari penjualan itu yang dicatat dan tidak
dibuat ayat jurnal untuk mencatat harga pokok barang yang dijual. Akibatnya persediaan akhir
tidak diketahui, dan harus dilakukan penghitungan fisik untuk menentukan harga pokok
persediaan akhir.

PERSEDIAAN (INVENTORY)


PENGERTIAN
Persediaan adalah aktiva:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa
PENTINGNYA PERSEDIAAN
1. Merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi usaha untuk perusahaan dagang besar

PIUTANG USAHA YANG TAK TERTAGIH


(UNCOLLECTIBLE RECEIVABLE)
Bila suatu barang atau jasa yang dijual secara kredit, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak
dilunasi semuannya, atau dengan kata lain ada sebagaian yang tak tertagih dan itu merupakan
hal yang umum terjadi.
Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut Beban Atau Kerugian
Piutang Tak Tertagih (Uncollectible Account), Piutang Ragu-ragu (Doublful Account),
Piutang Macet (Bad Debts)
Ada 2 metode akuntansi yang diterima secara umum mengenai piutang yang diperkirakan tak
tertagih yaitu:

PENDISKONTOAN WESEL TAGIH


Kadang kala perusahaan memerlukan uang tunai yang mendesak pada saat tertentu dengan
alasan tertentu. Jika perusahaan mempunyai wesel dan memerlukan uang tunai, maka
perusahaan dapat mendiskontokannya ke bank.
Pada waktu mendiskontokan wesel berbunga, berikut langkah-langkah untuk menentukan jumlah
atau hasil yang akan diterima:
1. Tentukan nilai jatuh tempo wesel
Nilai jatuh tempo = nilai nominal + bunga

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG)


PENGERTIAN
Yaitu semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitor lainnya.
SURAT PROMES (PROMISSARY NOTE) yaitu surat berharga yang berisi perintah dari penarik
kepada penerima untuk membayar sejumlah uang setelah jangka waktu tertentu, kepada yang
ditunjuk.
Wesel dibagi 2 yaitu wesel berbunga dan wesel tak berbunga.
Wesel yang membebankan pembayaran bunga untuk periode antara tanggal pengeluaran dan
tanggal jatuh tempo disebut Wesel Berbunga.
Sedangkan wesel dibuat tidak membebankan bunga disebut Wesel Tidak Berbunga.
Piutang terbagi atas:

KAS KECIL (PETTY CASH)


Hampir setiap transaksi yang dilakukan perusahaan banyak yang melibatkan kas baik dalam
jumlah kecil maupun dalam jumlah besar. Banyak perusahaan memisahkan transaksi kas
yang jumlahnya besar dengan transaksi kas yang jumlahnya relatif kecil. Untuk pengeluaran
kas yang jumlahnya relatif kecil, banyak perusahaan membentuk dana kas kecil.
Pembentukan dana kas kecil ini untuk memudahkan perusahaan dalam pengontrolan
pengeluaran kas.
Ada 2 sistem dana kas kecil yaitu:

Kas dan Bank


Pengertian Kas dan Bank
Kas yaitu alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan
umum perusahaan
Bank yaitu sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan
Pos-pos berikut ini tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank pada neraca
yaitu:

Deferal dan Akrual


Deferal yaitu: penangguhan pengakuan atas suatu beban yang telah dibayar atau pendapatan
yang telah diterima
Akrual yaitu: suatu beban yang belum dibayar atau pendapatan yang belum diterima
Deferal dan Akrual pada laporan keuangan
Beban ditangguhkan yang diperkirakan bermanfaat untuk jangka waktu yang pendek
dicantumkan di neraca dalam aktiva lancar, yang disebut beban dibayar dimuka
Sedangkan pembayaran di muka jangka panjang yang dapat dibebankan pada operasi beberapa
Category: 0 komentar

SISTEM PERSEDIAAN BARANG DAGANG


(MERCHANDISE INVENTORY SYSTEMS)
Ada 2 sistem akuntansi yang utama untuk pencatatan barang dagang yang disimpan untuk dijual
yaitu:
1. Sistem periodik
2. Sistem perpetual
Pada sistem periodik, pendapatan dari penjualan dicatat pada waktu penjualan dilakukan tapi
harga pokok penjualan yang terjual tidak langsung dicatat. Jadi untuk mengetahui harga pokok
barang, maka harus dilakukan stock opname yang biasanya dilakukan pada akhir periode.

PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI


Definisi Akuntansi:
Proses mencatat, mengikhtisarkan, melaporkan dan menginterprestasikan data ekonomi untuk
digunakan oleh pengguna informasi
Pemakai Informasi Akuntansi
1. Investor
Untuk mengetahui mengenai status keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang
2. Bank dan Pemasok
Untuk menilai sehat tidaknya keuangan suatu perusahaan dan menaksir besarnya resiko,

PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI PERUSAHAAN



Akuntan manajemen di Perusahaan tidak hanya terbatas personil yang
bekerja di Unit Kerja Akuntansi (disebut Biro Akuntansi), namun juga
ditempatkan secara formal di unit kerja lain yang masih relevan atau bahkan
ditempatkan di unit kerja yang kurang relevan tetapi sangat membutuhkan
dukungan ilmu akuntansi.
1. Fungsi Internal Audit
Untuk membantu manajemen khususnya Direktur Utama dalam

Syarat Akuntan Manajemen


Pengalaman pada saat rekrutmen akuntan / sarjana akuntansi yang baru dan
penempatan akuntan manjemen baik yang baru diterima sebagai karyawan
maupun dalam melakukan mutasi/rotasi di PT Pupuk Kujang, dapat diberikan
gambaran persyaratan yang dibutuhkan dari seorang akuntan manajemen
yang akan bekerja di perusahaan, sebagai berikut:
1. Pemahaman ilmu akuntansi dan implementasinya di perusahaan
Sesuai dengan tujuan perkuliahan di perguruan tinggi jurusan akuntansi,

Pengertian Penghasilan


Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau
penghasilan persaham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan
pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.
Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut :
1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
Category: 0 komentar

Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Disamping itu, tujuan lainnya adalah :
1. meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi
dan kegiatan usaha;
2. informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip

Karakteristik Transaksi Syariah


Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan azas transaksi syariah
harus memenuhi karakteristik dan persyaratan sebagai berikut :
1. transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2. prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
(thayib);
3. uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas;
4. tidak mengandung unsur riba;

Asas Transaksi Syariah


Transaksi syariah berasaskan pada prinsip :
1. Persaudaraan (ukhuwah); Prinsip persaudaraan (ukhuwah) esensinya
merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi
kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat
saling tolong menolong. Transaksi syariah menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing economics) sehingga
seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di atas kerugian orang lain.

Perkembangan Akuntansi Syariah 2


Sejalan dengan mulai diberlakukannya ketentuan transparansi bagi perbankan
syariah, selama tahun laporan telah dilakukan pertemuan dengan pihak Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) yang ditindaklanjuti dengan pemberian materi yang
diperlukan pada pelatihan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia kepada para Akuntan Publik Indonesia dalam rangka memberikan
pemahaman mengenai proses pelaksanaan pemenuhan ketentuan tersebut yang
mulai berlaku untuk laporan keuangan tahun buku 2006.
Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap perbankan syariah sebelum

Dasar Hukum Akuntansi Syariah


Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari :
1. Al Quran,
2. Sunah Nabwiyyah,
3. Ijma (kespakatan para ulama),
4. Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu,
5. ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan
dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar :
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah
swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya
direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
Category: 0 komentar

Pengertian Akuntansi Syariah


Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya,
sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105 :
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
yang beriman akan melihat pekerjaan itu”
Karena kerja membawa pada ke-ampunan, sebagaimana sabda Rasulullah
Muhammad saw :

Sejarah Akuntansi Syariah


Apabila kita pelajari sejarah Islam ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di
Semenanjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah
Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin
terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan
(syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta
(hijr), dan anggaran negara.
Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus

Perkembangan Akuntansi Syariah


Dalam penyusunan akuntansi Islam kemungkinan ada persamaan dengan akuntansi
konvensional khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk
pemakaian buku besar, sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun
perbedaan akan kembali mengemuka ketika membahas subtansi dari isi laporannya,
karena berbedanya filosofi.
Dalam kaitan ini menarik disimak produk Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK)
Syariah yang sudah dihasilkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan disahkan per
Mei 2002. PSAK ini diterapkan per 1 Januari 2003. Produk ini memang membawa ke
era baru bagi industri keuangan di tanah air yang berprinsip syariah.

Kertas Kerja  
      Di dalam dunia akuntansi, kertas kerja merupakan alat yang mempermudah kita untuk memperinci data setelah penyesuaian. Dengan kertas kerja yang akan kita pelajari ini, maka tidak hanya neraca sisa dan penyesuaian yang kita peroleh, akan tetapi juga laba rugi dan neraca. Untuk itu, cobalah kita lihat tabel di bawah ini. 
Nama
Perkiraan
Saldo
Debit
Kredit































Untuk proses akhir yang terdapat pada bagan di atas, maka proses akhir ini didasarkan pada neraca sisa dengan memperhatikan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, kemudian langkah berikutnya adalah

Siklus Akuntansi


A.      Definisi Siklus Akuntansi
       Siklus Akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.
Siklus Akuntansi Terdiri dari 2 Fase, yaitu :
I.         Fase Pencatatan (Recording phase) yang dibagi atas :
1.      Transaksi usaha yang terjadi dicatat dalam “business ducuments” (faktur penjualan, faktur pembelian, nota debit, nota kredit, dll)
2.      Pencatatan ke buku harian berdasarkan dokumen-dokumen step 1.
3.      Mengadakan pemindahan (posting) ke buku besar (ledger)
II.      Fase meringkaskan (Summarizing Phase) yang dibagi atas :

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai Sistem Informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi Informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya Sistem Informasi Akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan bagi pemakai akuntansi yaitu pihak luar (ekstern) oragnisasi perusahaandan pihak dalam (intern) organisasi perusahaan. Kebutuhan para pemakai ekstern dapat dipenuhi dengan adanya publikasi laporan laba/rugi. Sedangkan para pemakai intern dapat memenuhi kebutuhan informasi akuntansinya untuk mencapai nilai ekonomis (laba) perusahaan semaksimal mungkin.

TUJUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Pengertian Dividen


Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu rapat pemegang saham.
Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba

Konsep Penyusutan di Dalam Laba Tunai


Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan (Dyckman   dkk, 1996: 590). Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya. Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus diserap menjadi bagian kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan (Suwardjono, 2005: 437). Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya. Terminologi akuntansi untuk

Laba Akuntansi


Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisian laba sebagai penda­patan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akun­tansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
SFAC No. 1 dalam Ataina (1999) menyatakan bahwa laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna se­bagai pengukur kembalian atas investasi (return on investment) daripada sekadar perubahan kas.
Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim, 2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332)  mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor dan kreditor.
Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) :
a)      Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun  on inuested capital).
b)      Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.
c)      Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d)     Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e)      Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public.
f)       Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
g)      Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h)      Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
i)        Dasar pembagian dividen.
            Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang sesung­guhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:
1)      Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan kepu­tusan ekonomi.
2)      Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.
3)      Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.
4)      Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen. 

Kualitas Informasi Laba


M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di masa yang akan datang.

Konsep Laba


Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,1993) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu periode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal periode.

Laporan Keuangan


Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No1 (2004) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral dalam laporan keuangan (Muhammad Yusuf dan Soraya, 2004: 100).
Laporan keuangan yang sebenarnya merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan akuntansi dalam satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari pengumpulan bukti-bukti transaksi yang terjadi sampai

PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

I. Tinjauan Umum
1. Pada dasarnya perbuatan muamalat yang ditujukan untuk kebaikan hubungan
berekonomi sesama manusia harus mengandung ciri untuk kemaslahatan umum.
Oleh karena itu seharusnya kita melihat kehadiran sistem syariah dalam transaksi
antar individu dan lembaga harus kita tempatkan dalam kontek pasar, yaitu karena
adanya kebutuhan dan ketersediaan serta dipilih atas dasar pertimbangan rasional
dan moral untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera lahir dan batin. Karena
perekonomian syariah dilandasi atas prinsip kesempurnaan kehidupan diantara
kebutuhan lahiriah dan rohaniah dalam bertransaksi sesama hamba Allah maupun
lembaga yang mereka buat, maka kerelaan atau “ridho” menjadi fundamen dasar
setiap transaksi dua pihak atau lebih.
2. Perdebatan ekonomi syariah sering dipersempit dalam konteks pada “bunga
bank” sebagai riba atau bukan,

Wakaf Syariah


Pengertian Wakaf
Secara etimologi wakaf berasal dari kata Arab “Waqf” yang berarti “al-Habs”. Ia merupakan kata yang berbentuk masdar yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti, atau diam. Sedangkan menurut istilah dalam syariah islam, wakaf diartikan sebagai penahan hak milik atas materi benda (al-‘ain) untuk tujuan menyedahkan manfaat atau faedahnya (al-manfa’ah).
Definisi wakaf menurut ahli fiqih sebagai berikut :

Prinsip Bank Syariah


konsep-konsep yang mendasari transaksi perbankan syariah:
1.    Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku penjual, dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dilakukan dengan cara diangsur.

2.    Mudharabah adalah pembiayaan dengan prinsipbagi hasil antara bank dan nasabah pembiayaan dimana pemilik modal (Bank) menyediakan sebagian besar modal pada suatu usaha yang disepakati. Atau dalam hal produk penghimpunan dana/tabungan, maka pihak penabung bertindak sebagai investor (shahibul maal) sedangkan bank bertindak sebagai pengelola keuangan (mudharib) yang akan menginvestasikan dana ke sektor -sektor riil yang sesuai syariah. Antara investor dan pihak Bank sebelumnya melakukan akad terhadap nisbah keuntungan yang akan

Kebijakan dan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM


            Visi kita ke depan dalam pemberdayaan UKM adalah terwujudnya UKM
yang menjadi pemain utama arus perkonomian nasional yang mandiri dan berdaya
saing dalam menghadapi persaingan global.

            Secara khusus peran pemerintah untuk mendorong tumbuh dan
berkembangnya UKM yang paling mendasar adalah menyediakan kerangka regulasi
yang menjamin lapangan permainan yang sama atau level playing field. Sehingga
pengaturan harus menjamin persaingan yang sehat dan apa yang dapat dilakukan
usaha lain juga terbuka bagi UKM. Dan dalam persfektif otonomi daerah terdapat
masalah keterpaduan yang harus terus menerus dikembangkan. Pada akhirnya

Format Pengembangan LKM Syariah


            Dalam sejarah perkembangannya di Indonesia sudah dapat mengembangkan
berbagai macam LK-syariah yaitu bank syariah; “LKM”-syariah, Gadai syariah,
Asuransi syariah, dan Koperasi syariah. Dalam rumpun LKM-syariah yang non bank
telah berkembang tiga model : BMT (Baitulmal Wa Tamwil) yang menyatukan Baitul
Mal dan Baitul Tamwil; BTM (Baitul Tamwil) yang menyempurnakan “Sponsored
Financial Institution” dan “sirhkah”. Ketiga model ini ada telah berkembang dan
kebanyakan sudah mengambil bentuk “Badan Hukum” koperasi dan hanya sebagai
kecil yang tidak terdaftar dalam format perijinan dan pendaftaran institusi keuangan di
Indonesia.

            LK-syariah sekarang sudah menjadi nama dari institusi keuangan, sehingga